Breaking News

Tidak Bisa Napas Penyakit Sadis, Mengerikan Ada Disekitar Anda


Tidak Bisa Napas Sadis Penyakit Mengerikan Ada Disekitar Anda

88AKTIF.ORG- Wabah Covid-19 masih merebak di Tanah Air. Berbagai kisah pengalaman dari para mantan penderita, baik yang tanpa gejala sama sekali, hingga nyawa serasa diujung tanduk, pun ramai dikisahkan.

Salah satunya seperti yang dikisahkan oleh motivator terkenal, Tung Desem Waringin. Dia dinyatakan positif Covid-19 pada 30 Maret lalu dan berhasil sembuh.

Ingin tahu pengalaman mengerikan Tung Desem saat terkena Covid-19? Berikut ulasannya.

Menggigil dan Tak Bisa Bernapas

Rabu 1 April, menjadi momen paling menyakitkan yang dirasakan oleh Tung Desem Waringin. Pria berusia 52 tahun itu tiba-tiba menggigil dan tak bisa bernapas. Hidungnya seperti tengah ditutup rapat.


 "Satu April super krisis. Jadi demam menggigil nggak tahan, enggak bisa bernapas jam tiga pagi. Saya ngebel, panik. Coba Anda kalau ditutup hidungnya panik enggak? Panik enggak bisa napas. Suster langsung beri masker oksigen," kata Tung Desem dalam podcast di channel YouTube Helmy Yahya Bicara.

Kesalahan Tung Desem saat Dirawat

Penulis buku yang pernah mengalahkan penjualan buku Harry Potter di tahun 2008 itu, mengakui kesalahan terbesarnya selama dirawat.

Selama beberapa hari Tung Desem tak banyak asupan air mineral. Sehingga aliran darah dalam tubuh kurang baik dan merasa lemas.


"Kesalahan saya pada waktu diinfus itu saya tidak minum air putih. Jadi tanggal 31 Maret itu drop luar biasa. Jalan sudah gliyur-gliyur," papar Tung Desem.

7 Kali Ditusuk, Darah Tetap Tak Mengalir

Setelah sakit yang tak tertahankan atau puncaknya pada tanggal 1 April tersebut, suster melakukan tes analisa gas darah. Sudah ditusuk di beberapa titik tubuh tertentu hingga 7 kali, darah Tung Desem tak mengalir juga.


Ikuti Trik WIM HOF Breathing

Rahasia kesembuhan Tung Desem dengan mengikuti trik WIM HOF Breathing, yang baik untuk meningkatkan imunitas tubuh dan melawan virus.

Ambil posisi terlentang atau duduk bersila. Kemudian tarik napas sebanyak 30 sampai 40 kali dengan menjernihkan pikiran. Tarik melalui hidung, buang napas keluar melalui mulut.


Sembuh Berkat Tuhan

Tung Desem Waringin begitu bersyukur dan meyakini, bahwa keajaiban sembuhnya berasal dari Tuhan. Tung Desem berpikir positif atas segala kehendak Tuhan, tempat bertumpu yang telah menyelamatkan nyawanya.

"Nomor satu, berkat Tuhan gitu ya, banyak orang menerima berkat Tuhan tapi tidak mau menerima. Karena dia marah sama Tuhan, dia negative thinking sama Tuhan, terus menyalahkan Tuhan, kecewa terhadap situasi," ujar Tung Desem.

Berusaha Tetap Ceria


Di sisi lain, Tung Desem bisa sembuh dari Covid-19 karena tetap berusaha ceria dan semangat. Selama sekian hari, dia dirawat di Siloam Hospital Kelapa Dua dan mengunggah setiap proses perawatannya.

"Saya memutuskan jadi pasien yang ceria, positif dan semangaaaaat," tulis Tung Desem dalam caption.

Sempat Tulis Pesan Terakhir untuk Keluarga

Istri Tung Desem menangis tak karu-karuan tatkala membaca surat dari Tung Desem. Sambil menahan sakit, dia berusaha menulis pesan jika mati minta dibawa ke Delingan, Kecamatan Karanganyar dekat dengan ayah. Dia juga berpesan, sudah rela bila sang istri menikah lagi jika dirinya akhirnya meninggal.




"Saya semakin menggigil, 'Dokter, nggak tahan'. Saking nggak tahannya itu sampai nulis surat terakhir untuk istri, pesan-pesan kalau mati harus diapain. Sebenarnya pesan-pesan sudah ada sekian tahun lalu. Tapi kalau tinggal 5 menit, mau pesan apa untuk anak dan istri," papar Tung Desem

Merasa Saluran Pernapasan Bolong

Hal yang paling menyakitkan berikutnya dari menderita Covid-19, saat harus menggunakan ventilator. Tentu saja alat ini hanya digunakan oleh beberapa pasien dengan gejala sakit pernapasan paling kritis.


Melalui cara memasukkan selang khusus ke mulut, hidung, atau lubang yang dibuat pada bagian depan leher.

"Anda kalau kena Covid, itu kena masker oksigen Anda belum apa-apa. Kalau kadar oksigen Anda dibawah 50, Anda kayak kerongkongannya. Ventilator itu bolong di tenggorokan, napas pakai mesin," kata Tung Desem.

"Sempat sengsara itu," tambahnya.


No comments